Profile Bandara
Sejarah Bandara
Bandar Udara Nunukan terletak di Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Pada mulanya Bandar Udara Nunukan adalah bandar udara perintis yang saat itu dikelola oleh Kecamatan Nunukan, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur. Nama Bandar Udara Nunukan diambil dari tempat lokasinya bandar udara saat itu yaitu di Kecamatan Nunukan, dimana panjang landasan saat itu 600 m dengan lebar 23 m. Pesawat yang beroperasi saat itu adalah pesawat-pesawat perintis seperti MAF dan Asahi dengan rute penerbangan dari Tarakan-Nunukan PP. Pada Bulan Desember Tahun 1992 pengelolaan Bandar Udara Nunukan termasuk asset didalamnya diserahkan dari Pemerintah Daerah Kalimantan Timur kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dimana yang bertandatangan pada saat itu H.M Ardans, S.H dari Pemda TK. I Kaltim dan Zainuddin Sikado dari Ditjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan. Pada awal pengelolaan Bandar Udara Nunukan oleh Ditjen Hubud, Bandar Udara Nunukan masuk dalam bagian satker Bandar Udara Juwata Tarakan sampai dengan Tahun 1994 yang saat itu ditunjuk Bapak Djafar sebagai penanggung jawab dilapangan. Pada Tahun 1995 Bandar Udara Nunukan sudah menjadi UPT sendiri dan mempunyai DIPA sendiri untuk pengelolaannya dimana saat itu dipimpin oleh Bapak Nunung Triatmoko sebagai Kepala Bandara. Pesawat yang beroperasi saat itu adalah Britain Norman (BN 2 A) dari maskapai DAS dengan 7 seat penumpang dengan rute Tarakan-Nunukan PP tiap hari 1 kali sehari. Pada Tahun 2000 panjang runway sudah diperpanjang menjadi 900 m dan lebar 23 m dan mulai masuk armada Cassa 212 milik maskapai Dirgantara Air Service (DAS) dengan 18 seat penumpang dengan rute Tarakan-Nunukan-Long bawan PP.
Seiring berjalannya waktu pada Tahun 2005 landasan pacu dikembangkan menjadi 1.100 m dan lebar 30 m dan pada Tahun 2007 masuk maskapai Trigana Air dengan pesawat ATR-42 dengan 42 seat penumpang dengan rute Tarakan-Nunukan PP dengan frekuensi 2 kali sehari. Pada Tahun 2008 Masuk Maskapai Kalstar Aviation dengan pesawat ATR 42 dengan rute Tarakan-Nunukan-Tarakan. Untuk melayani masyarakat di pedalaman Pemda Nunukan dengan program subsidi ongkos angkut penumpang dan barang mulai bekerja sama dengan maskapai perintis seperti SUSI Air, SMAC dan Aviastar dengan rute Nunukan-Long bawan, Nunukan-Long Layu/Binuang. Untuk peningkatan sarana dan prasarana pada Tahun 2017 Bandara Nunukan ditingkatkan dengan panjang runway menjadi 1.450 m dengan lebar 30 m dan pada akhir tahun 2018 mulai masuk maskapai WINGS Air dengan pesawat ATR-72 dengan 72 seat penumpang untuk rute Tarakan-Nunukan PP. Pada Tahun 2019 ini panjang runway mulai dikembangkan dengan penambahan panjang 150 m sehingga pada akhir Tahun 2019 panjang runway menjadi 1.600 m dengan lebar 30 m dan diharapkan akan menarik maskapai untuk beroperasi di Bandar Udara Nunukan.